Sabtu, 06 November 2010

Kependudukan


PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN TINGKAT  PENDIDIKAN
Di negara-negara yang anggaran pendidikannya paling rendah biasanya menunjukkan angka kelahiran yang tinggi. Tidak persediaan dana yang kurang, tetapi komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah akan terus berkurang.
                Pertambahan penduduk yang cepat, lepas dari pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekuranagn fasilitas pendidikan menghambat  program persamaan/perimbangan antara laki-laki dan wanita, perdesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin. Pertambahan penduduk yang cepat menghambat perluasan pendidikan, juga mengarah pada apatisme didunia yang kesulitan untuk mengatasinya.
                Tingkat pendidikan sdalah sangat menentukan sebagai alat penyampaian informasi kepada manusia tentang perlunya perubahan dan untuk merangsang penerimaan gagasan-gagasan baru.

PERTUMBUHAN PENDUDUK DA PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP
Penyebab meningkatnya penyakit dan kematiandi dunia sekarang ini antara lain perubahan yang dibuat manusia dalam lingkungan hidupnya. Perubahan ini timbul dari teknologi modern, pertambahan penduduk dan kebutuhan untuk memprodusir lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
                Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dapat bermacam-macam, menakutkan dan tidak pandang bulu; mereka yang kaya dan miskin bisa saja jadi korban nya. Tanpa membedakan usia, jenis kelamin atau status sosial. Dengan tambahnya penduduk, masalah kesehatan sering meningkat, salah satu akibatnya yang menyolok dari angka kelahiran yang tinggal dinegara-negara berkembang adalah berkembangnya dikota-kota. Dengan kehidupan kota, timbul pula penyakit perkotaan. Makin banyak penduduk terpusat dikota-kota menyebabkan makin meningkatnya polusi, melebihi kemampuan usaha manusia maupun alam dalam membersihkan air dan udara.
                Menyusutnya persediaan air bersih dan sehat telah menjadi pemikiran bagi petugas kesehatan dinegara-negara kaya maupun miskin. Perluasan sistem penyaluran dan penjernihan air tidak mengimbangi melipahnya kotoran-kotoran sisa industri, pertanian maupun manusia yang semuanya ini disebabkan oleh pertambahan penduduk yang sangat cepat. Di wilayah yang terdapat pemusatan penduduk, tekanan yang meningkat akan sumber-sumber air telah menyebabkan berjangkitnya wabah kolera, typhus dan hepatitis. Dua pertiga penduduk dinegara-negara miskin kekurangan air bersih, dan pembangunan untuk melayani air yang jernih selalu tertinggal dibandingkan permintaan yang selalu bertambah.

PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KELAPARAN
Semenjak periode 25 tahun terakhir ini dunia mulai menghadapi 3 masalah pangan yang saling berkaitan dan mengkhawatirkan. Masalah-masalah tersebut adalah turunnya konsumsi gandum per kapita, ketidakkemampuan membangun kembali persediaan gandum dan meningkatnya ketergantungan dunia akan ekspor gandum dari amerika utara. Sementara itu penduduk dunia bertambah terus dengan hampir 70 juta per tahun.
                Beberapa faktor telah berpengaruh pada penurunan konsumsi gandum per kapita didunia. Produksi terpaksa dikurangi karena biaya dan persediaan energi yang ketat, biaya produksi dan persediaan pupuk yang ketat, dan dimana persediaan kayu bakar sedikit, kororan binatang yang mestinya digunakan sebagai pupuk, terpaksa dipakai sebagai bahan bakar. Persediaan gandum yang merupakan standar jaminan pangan dunia makin lama makin berkurang. Pada tahun 1961 persediaan gandum amerika serikat mencapai 105 hari konsumsi dunia dengan mengecualian tanah-tanah yang tidak ditanami atas dasar program pertanian amerika serikat. Pada tahun 1972 persediaan menurun 69 hari konsumsi. Sementara persediaan menurun, ketergantungan kepada amerika utara meningkat, selama lebih ¼ abad ini, wilayah ini telah menjadi gudang pangan bagi negara-negara yang kekuranagan pangan didunia.
                Laporan tentang kenaikan angka kenaikan angka kematian karena kurang gizi di negara-negara miskin menunjukan bagaimana masalah pangan dna penduduk memerlukan perhatian lebih mendalam. Gejala penyakit yang disebabkan oleh kelesuan jasmani meluas dan menghilangkan kegairahan kerja, kemunduran dan penderitaan jutaan manusia. Kekurangan gizi dalam kandunganvdan masa kanak-kanak menyebabkan kerusakan otak dan cacat mental pada kanak-kanak. Kekurangan gizi pada saat sekarang akan berakibat pada generasi yang akan datang, yang memasukkan unsur-unsur yang merisaukan pada perencanaan pembangunan.
Dari data yang dikumpulkan bank dunia untuk tahun 1982 terlihat bahwa akibat rendahnya gizi dan tingkat kesehatan ini, tingkat kematian bayi, dibawah umur satu tahun, masih sebesar 133 per 1000 kelahiran di bangladesh, 120 per 1000 kelahiran hidup di uganda, sebanyak 94 per 1000 kelahiran hidup di india, sekitar 121 per 1000 kelahiran di pakistan.


Daftar Pustaka
Darsono, V, 1995, “Pengantar Ilmu Lingkungan”,   Universitas Atma Jaya, Yoyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar